Bukit Makmur – STIPER Berau (20/9) – Dengan potensi lahan yang cukup luas, para petani di Kampung Bukit Makmur banyak menanam komoditas semangka pada lahannya, namun para mahasiswa peserta program Kuliah Kerja Nyata Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Berau (KKN STIPER) Berau tahun 2018 mengamati bahwa pola budidaya yang dikembangkan petani masih sangat terbatas, sehingga sangat rentan terhadap serangan hama maupun kondisi cuaca yang sering berubah-ubah.

“Petani di Kampung Bukit Makmur memiliki lahan yang luas tapi karena kurangnya modal dan wawasan sehingga mengurangi produksi petani, selain itu masalah hama dan cuaca yang berubah-ubah seperti saat ini juga sangat meresahkan dan merugikan petani”, demikian diungkap Dede Romansyah, selaku Ketua Kelompok KKN STIPER Berau Kampung Bukit Makmur.

Menurut Dede, yang didampingi 6 anggota kelompoknya Doni, Bima Oktaviyanto, Nur Rahmawati, Nurfaida Sakka, dan Hartati, bahwa para petani di Kampung Bukit Makmur sangat memerlukan penyuluhan yang intens dari instansi pemerintah, baik itu dari Dinas Pertanian, Peternakan maupun dari Dinas Perikanan, mengingat prospek yang baik yang dimiliki kampung ini.

Secara keseluruhan, mahasiswa KKN STIPER Berau di Kampung Bukit Makmur memiliki sekitar 21 program yang dilaksanakan selama 2 bulan masa KKN, yakni bulan Juli hingga Agustus 2018. Adapun program kerja yang bersifat fisik diantaranya pembuatan plang desa, RT, sekolah, pemakaman, dan masjid, kerja bakti fasilitas umum  dan rumah ibadah,. Sedangkan kegiatan yang bersifat non fisik diantaranya  mengajar siswa TK, SD, TPA, demo masak, penanaman taman obat keluarga, bimbingan petani semangka, panitia HUT RI ke-73.

Hasil monitoring dilakukan Suparman, selalu dosen pembimbing, kelompok KKN bersama Kepala Kampung Bukit Makmur, Catur Pranomo,  menyatakan bahwa kelompok ini dapat menjalankan program kerjanya dengan baik dan berhasil mendapatkan nilai yang memuaskan.

Categories: Berita